Luncurkan Pusat Studi Baru, FHUB Gelar Seminar Nasional Pangan

Keynote Speaker : Kementerian Pertanian RI

Lonjakan harga pangan yang dibarengi membanjirnya serbuan pangan asing menyertai krisis pangan global yang terjadi sejak akhir tahun 2008.

Hal ini berpotensi menjadi penyebab gizi lebih dan meningkatnya ketergantungan pada impor. Demikian diantara latar belakang digelarnya seminar nasional “Kesiapan Daerah Di Bidang Ketahanan Pangan Dalam Menghadapi Pasar Bebas” yang digelar  Selasa, (13/12) di Auditorium Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH-UB).

Selain untuk memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober 2011, acara tersebut juga bertujuan untuk meluncurkan Pusat Studi baru yang diberi nama Pusat Pengembangan Studi Sosio-Legal (PPS2L), yang merupakan Pusat Pengembangan Studi ke-15 di FHUB.
Membuka acara, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Ir. Tjuk Eko Hari Basuki, MST memaparkan Pemerintah Daerah hendaknya memproteksi sistem produksi pangan dalam negeri/daerah dari persaingan yang kurang menguntungkan khususnya tekanan perdagangan global. UPaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan membuat peraturan daerah yang tepat sasaran.
Narasumber lain yang hadir dalam kesempatan tersebut adalah Pengurus Pusat HKTI Prof. Dr. Ir. Suhardi, MSc, Pengamat Hukum Pertanian Bambang Sudjito, SH. MH, Pokja Ahli Ketahanan Pangan Nasional  Dr. Ir. Nuhfil Hanani, MS., Pakar Sosiologi Hukum Dr. Rachmat Syafaat, SH, MS dan Perwakilan dari Provinsi Jawa Timur.
Menurut Prof. Suhardi, Indonesia sebenarnya  dapat menghasilkan  hampir seluruh  kebutuhan hidupnya termasuk pangan  tanpa mengorbankan  sumber daya alam. Tetapi  kenyataannya, banyak uang dihabiskan untuk impor berbagai jenis  pangan yang tidak perlu untuk kepentingan sebagian kecil masyarakat dan asing. Pria yang juga menjabat sebagai ketua umum partai Gerindra ini menyatakan, perlu pembenahan UU dan Perda di seluruh Indonesia untuk mendukung pengembangan pangan keragaman Indonesia dan  mengubah  mindset  swasembada beras menjadi swasembada pangan (pangan beragam). [riz/chi/nok]